Langsung ke konten utama

Namanya juga Life; Program Narasi TV ala Anak Muda

Namanya Juga Life adalah sebuah program di Narasi TV yang konten-kontennya dikemas sederhana dengan bahasa yang mudah dipahami, gaul, dan bersahabat. Alur yang dipakai seperti bercerita, sehingga tidak membuat audien jenuh, meski durasi beberapa tayangannya lebih dari 12 menit. Namanya Juga Life menghadirkan persoalan yang jarang diangkat, meski sangat sering dialami oleh banyak anak muda yang hidup di daerah urban. Meski berlatar di Jakarta, namun related dengan apa yang dihadapi oleh banyak anak muda di Indonesia, salah satunya adalah tayangan yang berjudul CPNS or Swasta, Apa yang Lo Paling Cari di Kerjaan?. Liputan ini tayang pada 3 Agustus 2021 lalu, yang saat itu sedang ramainya para fresh graduation dan mereka yang berkesempatan mengadu nasib untuk berlomba-lomba menjadi PNS. 
Program ini memiliki tim yang relatif kecil dan komplit. Pada program ini membutuhkan seorang produser, 2 videografer, 1 video editor, 7 orang sebagai tim kreatif, seorang manager dan seorang penanggung jawab. 

Perencanaan program dibuat dengan matang. Pada tayangan Derita Pekerja Freelance, Nentuin Harga Aja Bingung Sendiri, di detik pertama hingga detik ke 50, adalah rekonstruksi dari pengalaman seorang frelance (atau mungkin pengalaman pirbadi David, sang host). Riset awal yang dilakukan cukup menarik, yaitu dengan menanyakan pengalaman pekerja kreatif yang juga freelance di media sosial. Hasil riset yang ditampilkan dalam bentuk vlog berdurasi sekitar 10 detik yang menceritakan pengalaman tentang kompensasi hasil kerja kreatif. Sisanya adalah beberapa ciutan di twitter. 

Di pertengahan video, liputan ini turut menghadirkan narasumber ahli, yang sudah lebih banyak berpengalaman sebagai freelance. Tak hanya itu, para narasumber ahli juga memberikan jawaban bagaimana menentukan harga yang sesuai dan profesional. 

Meski baru 7 tayangan dalam program ini, namun semuanya dikemas dengan seru, santai, dan berisi. Rata-rata audien yang ditargetkan adalah orang muda usia 16-35 tahun, dengan latar pekerjaan sebagai pelajar, mahasiswa, freelance, pekerja kreatif (seniman, videografer, media social spesialist), dan lain-lain. Target geografi pasar adalah seluruh anak muda di Indonesia.

Untuk promosi konten, cuplikan tayangan berdurasi sekitar 30 detik dipromosikan melalui instagram Narasi dan story instagram. Promosi konten ini tidak terlalu insten, karena subscribe youtube Narasi TV sudah cukup banyak. 
Platform yang digunakan oleh Narasi TV yaitu youtube, menjadikan audiens sendiri menentukan kapan waktu untuk menonton. *

#tugas3
#produksipptv2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Larantuka, Toleransi Umat Beragama yang Bukan Puisi

Di bulan September 2020 lalu, saya diajak oleh dosen saya, Ibu Rini Kartini untuk terlibat dalam peliputan toleransi umat beragama di Larantuka. Bagi saya, selama 4 hari di kota Larantuka untuk tujuan produksi itu seperti mengajak saya pulang dan melihat lebih jauh tentang kota ini.  *** Saya lahir di Larantuka, kota kecil di bagian timur Flores. Saking kecilnya, orang sangat akrab dengan kalimat macam ini; " ke atas ko? " atau " ke bawah ko? ". Kalimat itu dilontarkan oleh para konjak (istilah untuk seseorang yang membantu sopir mikrolet) saat menawarkan jasa angkutan mereka.  Kota kecil ini bisa dikelilingi hanya seharian, itu pun dengan jalan kaki. Bisa juga tidak sampai sehari, jika menggunakan sepeda motor.  Orang-orang mengenalnya dengan kota tua, kota Ratu, atau kota Renha, tempat kerajaan Katolik tertua satu-satunya di Nusantara berdiri hingga kini. Kapela Tuan Ana yang ada di kota Larantuka. (Foto: google) Saya tumbuh di kota yang sederhana ini;...

Jurnalisme Warga

Jurnalisme warga atau Citizen Journalism dapat diartikan sebagai prakterk jurnalisme yang dilakukan oleh orang biasa. Orang biasa yang dimaksud adalah mereka yang bukan wartawan yang bekerja di media profesional. Dengan jurnalisme warga, setiap orang bisa membuat berita dan mendistribusikan informasi secara global. Jurnalisme warga ini  mengembangkan new media  di berbagai daerah yang didukung dengan teknologi.  Jurnalisme warga turut melahirkan media-media indie yang memfasilitasi dan terbuka untuk semua orang untuk memproduksi berita dan menyebarkan informasi yang mereka miliki.  Ada 6 kategori jurnalisme warga 1. Audience Participation 2. Independent News  3. Situs Berita Partisipatoris Murni 4. Colaboratif & Contributory 5. Personal Boarcasting Site Tantangan dari jurnalisme warga adalah akurasi, kredibilitas dan ketaatan pada kode etik jurnalistik. Saking bebasnya mengeksplorasi informasi, warga yang memproduksi berita tidak menggunakan kaid...

Jumlah Anggota DPRD Perempuan di Kab/Kota se-NTT Belum Capai 10%

  Jumlah anggota DPRD perempuan Kab/Kota se-NTT belum pernah mencapai 10% sejak 2015 hingga 2022. Jumlah ini masih berkisar dari 8,14%-9,38%.  Di tahun 2015, setahun setelah pemilu 2014, menjadi persentase tertinggi jumlah anggota DPRD perempuan di NTT yaitu 9,38% atau 61 perempuan dari 650 orang. Sedangkan pada periode pemilu 2019, jumlah perempuan yang duduk di kursi DPRD tingkat Kab/Kota se-NTT sebesar 8,98% dari jumlah anggota DPRD laki-laki atau 58 perempuan dari 646. Angka ini menunjukan rendahnya keterlibatan perempuan di dalam parlemen meski setiap partai politik patuh untuk melibatkan minimal 30% perempuan dalam pendirian maupun dalam kepengurusan partai sesuai UU No. 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik.  Jumlah perempuan yang duduk di lembaga legislatif baik tingkat kabupaten hingga pusat akan berpengaruh terhadap pengambilan kebijakan yang berpijak dan ramah pada perempuan.