Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2021

Jurnalisme Warga

Jurnalisme warga atau Citizen Journalism dapat diartikan sebagai prakterk jurnalisme yang dilakukan oleh orang biasa. Orang biasa yang dimaksud adalah mereka yang bukan wartawan yang bekerja di media profesional. Dengan jurnalisme warga, setiap orang bisa membuat berita dan mendistribusikan informasi secara global. Jurnalisme warga ini  mengembangkan new media  di berbagai daerah yang didukung dengan teknologi.  Jurnalisme warga turut melahirkan media-media indie yang memfasilitasi dan terbuka untuk semua orang untuk memproduksi berita dan menyebarkan informasi yang mereka miliki.  Ada 6 kategori jurnalisme warga 1. Audience Participation 2. Independent News  3. Situs Berita Partisipatoris Murni 4. Colaboratif & Contributory 5. Personal Boarcasting Site Tantangan dari jurnalisme warga adalah akurasi, kredibilitas dan ketaatan pada kode etik jurnalistik. Saking bebasnya mengeksplorasi informasi, warga yang memproduksi berita tidak menggunakan kaidah-kaidah jurnalistik ya

Larantuka, Toleransi Umat Beragama yang Bukan Puisi

Di bulan September 2020 lalu, saya diajak oleh dosen saya, Ibu Rini Kartini untuk terlibat dalam peliputan toleransi umat beragama di Larantuka. Bagi saya, selama 4 hari di kota Larantuka untuk tujuan produksi itu seperti mengajak saya pulang dan melihat lebih jauh tentang kota ini.  *** Saya lahir di Larantuka, kota kecil di bagian timur Flores. Saking kecilnya, orang sangat akrab dengan kalimat macam ini; " ke atas ko? " atau " ke bawah ko? ". Kalimat itu dilontarkan oleh para konjak (istilah untuk seseorang yang membantu sopir mikrolet) saat menawarkan jasa angkutan mereka.  Kota kecil ini bisa dikelilingi hanya seharian, itu pun dengan jalan kaki. Bisa juga tidak sampai sehari, jika menggunakan sepeda motor.  Orang-orang mengenalnya dengan kota tua, kota Ratu, atau kota Renha, tempat kerajaan Katolik tertua satu-satunya di Nusantara berdiri hingga kini. Kapela Tuan Ana yang ada di kota Larantuka. (Foto: google) Saya tumbuh di kota yang sederhana ini;

Pengertian, Prinsip, dan Karakter Jurnalisme Online

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi mendukung kerja-kerja jurnalistik sehingga muncul jurnalisme online. Jurnalisme online sering dikenal dengan istilah Cyber Journalism atau Web Journalism.  Jurnalisme online erat kaitannya dengan jurnalistik, online, internet, dan website. Secara harafiah, jurnalistik adalah proses peliputan, penulisan, dan penyebaran informasi aktual melalui media massa. Online adalah keadaan konektifitas atau ketersambungan yang mengacu pada word wide web. Internet adalah sistem jaringan komputer yang saling terhubung. Dan website adalah halaman yang mengandung konten yang dapat diakses oleh internet. Jurnalisme online secara sederhana dapat dipahami sebagai proses menyampaikan informasi melalui internet.  Berikut prinsip dasar jurnalisme online menurut Paul Brandshow: Bravety (keringkasan), berita online ringkas disesuaikan dengan kebutuhan dam tingkat kesibukan yang tinggi dari pembaca. Adaptability (kemampuan beradaptasi) Scannability (mudah

Ekspektasi

Hallo. Ini adalah blog khusus yang saya buat untuk implementasi dari mata kuliah Jurnalisme Online, mata kuliah anak jurnalistik semester 6 di Universitas Nusa Nipa Maumere. Ini adalah awal dan awal selalu menyenangkan jika diisi dengan ekspektasi-ekspektasi. Maka saya ingin menuliskan harapan saya atas diri saya setelah belajar dan konsisten dengan mata kuliah ini:  1. Mampu menulis berita yang bernilai sebagai pemenuhan atas kebutuhan informasi.  2. Menjadi seorang jurnalis profesional. 3. Menjadi ahli pada isu Lingkungan Hidup dan Kebudayaan , dua isu yang saya minati.  Ini permulaan. Semoga dalam waktu 5 bulan kedepan dan diimbangi dengan kemauan belajar, ekspektasi ini dapat terpenuhi. Amiiinnnn. 

Tentang Gatakela Daily

Gatakela Daily adalah sebuah rubrik yang bakal saya isi rutin setiap minggu selama 5 bulan kedepan. Rubrik ini akan berfokus pada isu Kebudayaan dan Lingkungan Hidup.  Selain karena ketertarikan saya yang lebih pada kedua isu itu, keduanya saling mempengaruhi. Meski isu-isu itu tergolong abstrak, saya yakin akan dengan sendirinya mengerucut setelah riset dan temuan yang saya dapat dari banyak sumber. Atau ada ide soal apa yang harus ditulis terlebih dahulu? Silahkan beri komentar. 😉

Masa Depan Lorun

Filosofi yang dianut oleh masyarakat NTT tertuang dalam tenun ikat. Tenun ikat mampu menarik banyak peminat. Dari tangan para mama-mama, mahakarya ini lahir. Saat masyarakat Sikka berbangga dengan tenun ikatnya, saya malah menemukan sebuah kecemasan.  Jika menyusur jalan raya di desa Nita, tuan (irama hentakan kayu dalam proses menenun) yang lahir dari pati (sebilah kayu untuk merapatkan benang-benang) sesekali akan mampir di telinga. Akan dengan mudah pula menemukan mama-mama yang sedang menenun di halaman rumah mereka. Ini adalah pemandangan biasa di Kabupaten Sikka.  Jika malam tiba, di Koligahar, suhu mencapai 18° Celcius. Biasanya pada musim dingin, tempat ini acap kali diselubungi kabut. Dan pagi itu matahari sudah mengusir embun yang tersisa semalam.  Mama Lina, wanita berusia 60 tahun, adalah salah satu pengrajin tenun ikat di dusun ini. Saat saya memulai ngobrol dengannya, ia tengah menenun lipa, yaitu tenunan yang tidak melewati proses pewarnaan.  Mama Lina te

Delapan Makam

Rumah tua itu semakin reot. Tidak dipagari. Sengnya benar-benar karat. Cat berwarna hijau tosca pada dindingnya telah mengelupas sebagian. Debu di daun-daun jendela tampak menebal.  Sudah setahun terakhir rumah tua itu tidak berpenghuni. Tidak ada lagi yang datang, kecuali anak-anak saat pohon mangga di halaman rumah itu berbuah. Anak-anak akan bergelantung di dahan pohon mangga seperti monyet-monyet, memetik buah dari pohon itu sesuka hati tanpa takut meminta terlebih dahulu. Mereka juga tidak perlu khawatir pada hardikan dari pemilik rumah jika ketahuan mencuri. Setelah puas bermain dan memetik mangga, anak-anak itu akan pergi dan meninggalkan daun-daun yang berguguran di halaman. Dan rumah itu kembali sunyi. *** Umur saya sepuluh tahun saat pertama kali bertemu dengan wanita itu. Itu tahun 1998 dan saya dan orang tua saya baru pindah ke kota ini. Wanita itu adalah tetangga kami. Rumahnya tepat di depan rumah kami. Dan ia masih sangat cantik. Kulitnya kencang, matanya ten