Apa yang kerap dirasakan oleh anak perempuan yang tumbuh dalam budaya patriarki? “Sebagai perempuan, saya merasa dirugikan dalam budaya ini. Saya merasa tidak adil.” Kata saya suatu kali kepada sahabat saya, juga seorang perempuan. Siang itu kami ngobrol cukup lama. Ia tidak kaget dengan pernyataan saya. Mungkin karena kami sama-sama perempuan, sama-sama tumbuh dalam budaya patriarki yang kuat, dan acap kali merasakan sebagai yang terpinggirkan di lingkungan sosial, terlebih dalam rumah. Semasa remaja, anak perempuan diajarkan untuk mengambil peran di dapur, mencuci pakaian sekeluarga, mengurusi adik-adik, membersihkan rumah, dan lain-lain. Anak perempuan diijinkan pergi dengan teman-temannya jika semua pekerjaan di rumah selesai. Anak perempuan tidak boleh pulang terlambat. Keharusan ini tidak berlaku bagi anak laki-laki. Tak hanya dengan perlakuan, anak perempuan dibesarkan dengan narasi-narasi macam: “anak perempuan harus lemah-lembut, sopan, pintar masak, dan...
Carlin Karmadina, menyukai kue, aroma buku dan pantai. Suka bertemu orang baru dan mendengar cerita-cerita mereka. Selalu ingin hidup lebih baik dari hari sebelumnya.